Setelah bermalam di Puh Sarang menyaksikan
prosesi yang digelar rutin Malam Jumat di Gua Maria (LIHAT LINK INI), pagi-pagi sekali aku jalan-jalan di lingkungan spot wisata spiritual ini. Hawa pagi yang sejuk membuat semangatku bangkit mencari tahu dan mengambil foto-foto seperlunya.
Puh Sarang merupakan tempat wisata ziarah umat Katolik seluas 6 hektare lebih yang memang letaknya di Desa Puh Sarang Kediri. Jarak tempuh dari pusat kota kediri sejauh 10 km ke arah tenggara (15 menit). Puh Sarang merupakan replika dari Gua Maria di Lourdes di Prancis. Tujuan dibangun lokasi fantastis ini agar umat Katolik nggak perlu jauh-jauh kalau ingin berziarah.
Inilah hasil penjelajahanku pagi sampai menjelang siang:
Lelehan Lilin di Puh Sarang
 |
keindahan lelehan lilin di batu-batu |
Lihat foto ini. Setelah ritual Jumat Legi dini hari, lilin para peziarah yang dominan berwarna putih dan merah melekat di bebatuan, terkesan seperti tirai putih semu merah. Sungguh indah. Bunga-bunga hidup juga tampak menjadi persembahan.
Lihat pula air dalam tiga jirigen ini. Air tersebut berasal dari peziarah dan akan dibawa kembali ke rumah masing-masing. Entah untuk diminum, mandi, bahkan keperluan pengobatan.
Semedi Pagi
Usai ritual malam Jumat Legi, situasi di lingkungan Gua Maria Lourdes cukup sepi. Hanya ada beberapa orang memanjatkan doa di depan gua Maria.
Berburu Air di Dekat Plakat Puh Sarang
 |
antre mengambil air |
 |
Tinggal beli wadah mini di tempat penjualan suvenir dan dibawa ke tempat ini. Praktis |
 |
plakat peresmian gua marua lordes |
Di dalam lingkungan wisata ziarah ini, ada sebuah mata air yang jamak dimanfaatkan peziarah, baik untuk minum dan dibawa pulang. Diyakini, air ini suci dan punya khasiat. "Syaratnya, tidak boleh tamak. Jangan pernah punya pikiran menguasai air ini," ujar salah satu pengantre. Umumnya, peziarah mengisi air di lokasi ini setelah membeli jirigen kecil wadah air berstiker puh sarang di tempat pembelian suvenir.
Gua Maria Lourdes Puh Sarang diresmikan pada tahun 1999. Ini plakat peresmiannya. Plakat ini tertempel di dinding sekitar tempat mata air.
MAUSOLEUM DAN COLUMBARIUM PIETA, PUH SARANG
Sebagaimana diketahui, mausoleum itu bahasa Latin, artinya makam sedangkan columbarium tempat penitipan abu jenasah. Makam ini khusus untuk para romo yang bekerja di keuskupan Surabaya. Tidak dimakamkan di tanah namun dimasukkan ke dalam sebuah makam bersusun dua. Semuanya ada 48 makam. Sedangkan Columbarium bisa untuk siapa saja umat Katolik bisa menitipkn abu di sini.
 |
salah satu spot lokasi mausoleum yang sejuk |
 |
pintu masuk makam romo-romo keuskupan surabaya |
 |
suasana mausoleum |
 |
pintu masuk makam romo di puh sarang |
JALAN SALIB
Masih banyak sebetulnya oleh-oleh saya dari Puh Sarang tapi kalau dijadikan satu postingan di sini, nanti yang baca bosan. Lebih baik saya pecah postingannya.
Yang paling luar biasa dari jalan-jalan pagi sendirian ini adalah, kompleks gereja tua Santa Maria Puh Sarang yang dibangun tahun 1936. Apa saja keistimewaannya? Tunggu saja postingan saya tentang yang satu ini. Termasuk juga saya tampilkan foto makam seorang romo yang berwasiat untuk dimakamkan di tengah-tengah umatnya, sehingga tidak disemayamkan di mausoleum.
LIHAT DI LINK INI
 |
gerbang jalan salib puh sarang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar