Bung Karno dan Blitar seakan tak terpisahkan. Tidak saja makamnya ada di kota ini, namun juga, Bung Karno pernah melewatkan masa hidupnya di sini. Namanya Istana Gebang. Maka, seakan tidak lengkap mengunjungi makam Bung Karno di Blitar, tanpa mengunjungi istana Gebang.
![]() |
salah satu sudut istana gebang |
Segala sesuatu yang
dikaitkan dengan rumah keluarga Bung
Karno memang kerap disebut istana.
Di Bogor terdapat Istana Bogor. Di Bali ada Istana Tampaksiring. Apa salahnya tempat
peristirahatan Bung Karno di Blitar disebut Istana
Gebang. Dan sebutan itu mula-mula datang dari
masyarakat Blitar sendiri. Entah tahun berapa tempat tersebut memperoleh
julukan seperti itu.
Lokasinya di pusat kota, nggak jauh dari Alun-alun. Dari makam Bung Karno pun cuma berjarak sekitar 2 km ke arah selatan. Tepatnya di Jl Sultan Agung no 69 Kota Blitar. Kalau tanpa kendaraan pribadi, banyak becak yang bersedia mengantar kita ke sana dengan tarif sekitar Rp 25.000 dari Makam Bung Karno. Kalau dari Alun-alun, bisa jalan kaki.
![]() |
ruang keluarga istana gebang |
Istana Gebang yang seluas 8000 meter persegi ini merupakan rumah kakak kandung Bung Karno yakni Sukarmini (Bu Wardoyo) dan kini dikelola Pemerintah Kota Blitar. Bung Karno menjalani salah satu bagian hidupnya di sini. Di rumah ini Bung Karno remaja yang bersekolah di HBS Surabaya sering menggunakan waktu liburannya.
Istana Gebang merupakan rumah kuno besar yang dicat abu-abu. Di rumah ini, barang-barangnya semua datang dari masa lalu, asli, dan terawat dengan baik. Ada mobil meja kursi, sampai tempat tidur. Bahkan tata letak barang-barangnya pun tidak diubah sama sekali.
Arsitektur kuno dengan atap tinggi, bahan pilihan, daun pintu dan jendela lebar yang selalu terbuka saat jam buka, membuat Istana Gebang selalu sejuk.
Datang ke sini tidak ada tiket masuk. Tinggal lepas alas kaki, mengisi buku tamu dan kita akan ditemani pemandu wisata dari Dinas Pariwisata Blitar yang sanggup menjelaskan dengan gamblang A-Z Istana Gebang.
Di ruang tamu Istana Gebang terdapat sejumlah lukisan maupun foto-foto diri Bung Karno dan Soekarmini atau Bu Wardoyo, foto Bung Karno bersama keluarga, maupun rekaman kegiatan Bung Karno sejak menjadi Presiden. Di ruang tamu ini pula ada kursi model lama, juga meja-meja dan lemari kecil.
Di ruang tamu Istana Gebang terdapat sejumlah lukisan maupun foto-foto diri Bung Karno dan Soekarmini atau Bu Wardoyo, foto Bung Karno bersama keluarga, maupun rekaman kegiatan Bung Karno sejak menjadi Presiden. Di ruang tamu ini pula ada kursi model lama, juga meja-meja dan lemari kecil.
Di ruangan keluarga, terdapat mebel-mebel antik, guciguci, clan barang-barang dari kuningan maupun emas. Sebagian
adalah hadiah untuk keluarga Bung Karno. Foto-foto Bung Karno pun
terpajang memenuhi dinding. Di
sebuah sudut, Kartika, anak pasangan Bung Karno dan Ratnasari Dewi, menorehkan tulisannya dalam
bahasa Prancis. Ada juga meja kerja dan mesin ketik yang biasa dipakai Bung Karno kalau singgah ke mari.
Lebih ke dalam lagi terdapat ruang makan. Di samping kiri ruang makan, ada sumur yang sudah dipakai sejak zaman dahulu, sampai sekarang airnya masih mengalir segar. Ada dapur kuno yang berbentuk perapian, juga kamar mandi kuno.
Jangan lupa menyempatkan diri untuk melihat kamar utama Soekarmini. Di kamar itulah Bung Karno biasa tidur. Ruangannya ticlak luas. Kurang lebih 4X4 meter. Di dalamnya terdapat tempat tidur tempo dulu dengan kelambu putihnya, sebuah meja rias jati, lemari, dan beberapa pusaka. ang paling terkenal adalah keris Bung Karno pemberian dari Mangunegoro.
Oleh Bung Karno, keris itu dihibahkan ke Wardoyo, suami Soekarmini. Saban tanggal 1 suro (kalender Jawa), keris dimandikan. Di kamar itu, ada pula samurai milik ayah Bung Karno. Semua benda pusaka itu diyakini sebagai satpam supranatural tempat tersebut.
Di samping kanan rumah terdapat garasi yang menyimpan mobil kuno milik Bu Wardoyo yang biasa dipakai Bung Karno.
Jangan lupa menyempatkan diri untuk melihat kamar utama Soekarmini. Di kamar itulah Bung Karno biasa tidur. Ruangannya ticlak luas. Kurang lebih 4X4 meter. Di dalamnya terdapat tempat tidur tempo dulu dengan kelambu putihnya, sebuah meja rias jati, lemari, dan beberapa pusaka. ang paling terkenal adalah keris Bung Karno pemberian dari Mangunegoro.
Oleh Bung Karno, keris itu dihibahkan ke Wardoyo, suami Soekarmini. Saban tanggal 1 suro (kalender Jawa), keris dimandikan. Di kamar itu, ada pula samurai milik ayah Bung Karno. Semua benda pusaka itu diyakini sebagai satpam supranatural tempat tersebut.
Di samping kanan rumah terdapat garasi yang menyimpan mobil kuno milik Bu Wardoyo yang biasa dipakai Bung Karno.
Sewaktu Bung
Karno masih menjabat presiden,
Istana Gebang adalah salah satu kantong kesenian di kota Blitar. Salah satu
ruangan dengan pendoponya yang luas dulu dikenal sebagai balai
kesenian. Di situlah para pegiat seni tari bermarkas. Bahkan kabarnya, Megawati
dan Sukmawati sempat pula berlatih menari di situ semasih bocah. Gamelan-gamelannya konon ada sejak 1906.
Hubungan Bung
Karno dengan Sukarmini yang
sangat dekat membuat rumah ini
akrab dengan Bung Karno. Semasih kecil, Bung
Karno selalu berpakansi di Blitar
dan menginap di rumah tua yang jadi satu areal dengan Istana
Gebang saat ini. Sungai Rekso di Wlingi, Blitar, adalah tempat mandi dan
berenang Bung karno waktu itu.
Sebagaimana kita ketahui, saudara kandung Bung Karno ya cuma Soekarmini yang meninggal 23 Oktober 1984. Semasa hidupnya, Bung Karno sangat menyayangi kakak perempuannya ini. Soekarminilah yang menyekolahkan Bung Karno dan mendampingi orangtuanya.
Sebagaimana kita ketahui, saudara kandung Bung Karno ya cuma Soekarmini yang meninggal 23 Oktober 1984. Semasa hidupnya, Bung Karno sangat menyayangi kakak perempuannya ini. Soekarminilah yang menyekolahkan Bung Karno dan mendampingi orangtuanya.
Di istana Gebang, ayah dan ibu Bung
Karno menghabiskan masa tuanya.
Ayah Bung Karno meninggal menjelang proklamasi
kemerdekaan Indonesia, sedangkan
ibunya meninggal pada tahun 1958. Ketika ibunya yang berdarah Bali
itu meninggal, Bung
Karno begitu berduka. Untuk orang
sesibuk Bung Karno yang
waktu itu menjabat sebagai
presiden, ia bahkan mengabiskan waktu satu pekan berkabung di Istana Gebang.
Kini, saban 6 Juni, bertepatan dengan hari lahir Bung Karno, di sini diselenggarakan haul dan pentas seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar