Sempatkan berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur. Nggak bakal deh menyesal. Pantai-pantainya perawan, hutannya elok, dan kalau mau melihat hewan-hewan liar juga bisa. Oh ya, ada juga pura dan tempat-tempat yang dikeramatkan. Sungguh pengalaman batin tidak ternilai buatmu.
![]() |
pintu gerbang taman nasional alas purwo. kami datang berombongan |
Ini saya sampaikan sekilas ya, tentang Taman Nasional Alas Purwo yang merupakan hutan tertua di Pulau Jawa.
Nama Alas Purwo berasal dari kata Purwo yang berarti permulaan. Jadi Alas Purwo merupakan hutan pertama atau nenek moyangnya hutan-hutan di Jawa. Itu sebabnya bagi beberapa kalangan lokasi ini angker dan dikeramatkan.
Oh ya, untuk sampai di spot-spot wisata di Alas Purwo, pastinya di samping melewati hutan-hutan dengan berbagai tanaman, kita juga menjumpai rumah-rumah penduduk dengan pamerajan (tempat pemujaan) di depan rumah, sebagaimana di Bali. Seperti kita sesang di pedesaan Bali. Sangat menarik melihat rumah-rumah sederhana dan kuno yang berjauhan satu sama lain.
Masyarakat sekitar Taman Nasiinam hidupnya diwarnai budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas
Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang
menghindar dari serbuan kerajaan Mataram. Mereka juga meyakini bahwa di hutan
taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Banyak yang semedi maupun mengadakan upacara religius. Tempat favorit untuk semedi misalnya Goa Padepokan
dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo)
terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat
upacara umat Hindu Pagerwesi setiap 210 hari.
Alas Purwo: Hutan Berbagai Ekosistem
Dulu namanya Suaka Margasatwa Banyuwangi , sesuai Surat
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 6 stbl 456 tanggal 01
September 1939. Luas arealnya 62.000 ha. Kemudian, namanya menjadi
Taman Nasional Alas Purwo. Luasnya 43.420 ha melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan pada tahun 1992.
Taman Nasional Alas Purwo, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu
Taman Nasional Alas Purwo, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu
- Perlindungan proses ekologis sistem penyangga kehidupan.
- Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
- Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam bentuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, dan pariwisata alam
![]() |
taman nasional alas purwo banyuwangi |
Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang mempunyai
berbagai macam tipe ekosistem yang tergolong utuh di Pulau Jawa. Mencakup pantai (hutan pantai) sampai hutan
hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana dan hutan
tanaman.
Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo
termasuk tinggi. Diketahui lebih dari 700 jenis tumbuhan mulai dari
tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai
tipe/formasi vegetasi.
Jenis-jenis fauna daratan, baik kelas mamalia, aves dan
herpetofauna (reptil dan amfibi) pun bisa didapatkan di sini.. Ditemukan 50 jenis mamalia di Taman
Nasional Alas Purwo. Beberapa jenis mamalia yang dijumpai antara lain banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), ajag (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Tracypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jelarang (Ratufa bicolor), rase (Vivericula indica), linsang (Prionodon linsang), luwak (Paradoxurus hermaprhoditus), garangan (Herpestes javanicus) dan kucing hutan (Felis bengalensis).
Beberapa jenis burung yang mudah dilihat diantaranya Elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), Elang ular bido (Spilornis cheela), ayam hutan hijau (Galus varius), ayam hutan merah (Gallus gallus), kuntul kecil (Egreta garzeta), mentok rimba (Cairina scutulata), rangkong badak (Buceros rhinoceros), merak hijau (Pavo muticus), dara laut jambul (Sterna bergii) dan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris).
Herpetofauna terdiri dari kelas amfibi dan reptil. Sampai saat ini
tercatat ditemukan 63 jenis herpetofauna yang terdiri 15 jenis amfibi
dan 48 jenis reptil. Diantara jenis yang ditemukan terdapat 6 jenis
reptil yang dilindungi yaitu penyu lekang/ abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), biawak abu-abu (Varanus nebulosus) dan ular sanca bodo (Python molurus).
Tempat-tempat Wisata di Alas Purwo
Perjalanan ke Taman Nasional Alas Purwo ditempuh sekitar 2,5 jam
dari pusat kota Banyuwangi. Kita tinggal mengarahkan kendaraan ke selatan dan sampailah ke
Gapura Taman Nasional Alas Purwo. Obyek wisata di sini sangat beragam. Itu sebabnya waktu
terbaik untuk datang ke sini adalah pagi-pagi sekali hingga kita optimal
menjelajah Alas Purwo. Jangan khawatir bakal tersesat karena banyak petunjuk arah tersebar di sini. Apa saja obyek wisata yang menarik dikunjungi?
A. Wisata Pantai
1. Pantai Trianggulasi: Tempat Bertelurnya Penyu
Dari pos Rowo Bendo (pos pemberhentian pengunjung) jaraknya cuma 3
km ke arah tenggara. Nggak jauh dari Pura Giri Seloka. Kenapa
dinamai Trianggulasi? Sebenarnya nama ini berasal dari tugu pemetaan
dan pengukuran yang tak jauh dari pantai itu.
Hutan pantai ini sangat
lebat. Tak heran banyak satwa di sini, termasuk monyet.
Binatang-binatang ini selalu menyambut siapa pun tamu yang datang. Namun
jangan khawatir karena mereka tidak agresif dan memungut apa saja
bawaan kita.
Pasir
pantai Trianggulasi putih dan halus. Trianggulasi sebenarnya memiliki formasi hutan yang sangat lengkap,
didominasi pohon nyamplung, pandan laut, dan bogem. Saking
sepinya dan saking kondusifnya lingkungan ini, pada April sampai
November, menurut pihak Taman Nasional Alas Purwo, 4 jenis penyu yakni
penyu belimbing, sisik, abu-abu, dan hijau mau bertelur di sini. Penyu
memang pilih-pilih tempat untuk bertelur. Lingkungan yang sepi sangat
disukainya.
![]() |
pantai trianggulasi alas purwo |
Saya melihat ada semacam pondok
wisata di pantai ini yang kotor dan atapnya rusak. Sayang sekali
lingkungan sebagus ini harus sedikit dikotori hal itu. Ada kisah menarik. Bahwa pondok wisata itu dibangun untuk penginanapan. Namun penginap-penginap di sini nggak ada yang pernah tahan karena mereka dihantui makhluk dunia lain. Entah benar entah tidak.
Pantai
ini saya lihat hampir nol sampah buatan manusia macam plastik dan kertas. Kalaupun
ada, sampah tersebut berasal dari bungkus-bungkus dupa yang tidak
dibawa pulang pemiliknya. Pantai ini memang seringkali dipakai oleh kaum
spiritualis untuk berdoa. Padahal harusnya, semua orang jangan
meninggalkan apa pun di sini, juga di pantai-pantai lain, kecuali jejak
kaki.
2. Pantai Pancur: Rest Areanya Wisatawan
Kenapa dinamai Pantai Pancur? Pancur itu kata dalam bahasa Jawa yang artinya mengalir. Di Pantai Pancur ada aliran sungai kecil berair tawar yang bermuara sebagaimana air terjun mini yang mengalir di pasir dan langsung bertemu air laut.
Pantai Pancur lokasinya 5 km dari Pos Rawabendo dan 2 km dari Pantai Trianggulasi. Pantai ini ada di dekat Resort Pancur. Oh ya, Resort Pancur ini boleh dikata rest-areanya para wisatawan. Di sini terdapat semacam aula pertemuan, musala, kamar mandi dan kantin. Buat Anda yang suka berkemah lokasinya ya di sini.
Untuk sampai di Pantai Pancur kita tinggal parkir kendaraan dan menuruni tangga menuju pantai. Pasir Pantai Pancur berwarna putih dengan batuan-batuannya yang ditumbuhi lumut hijau. Terdapat pula karang indah yang menjorok di pantai. Pantai Pancur aman dikunjungi keluarga yang memiliki anak kecil.
Kendati dekat dengan rest area wisatawan, Pantai Pancur tergolong perawan. Jarang ada yang ke sini. Pantai ini memiliki banyak kera. Pepohonan sangat sedikit sehigga disarankan untuk datang di pagi ataupun sore hari.
3. Pantai Plengkung (G. Land): Ombak Terbaik untuk Surfing
Pantai Plengkung disebut juga G-Land. Istilah G-Land berasal dari kata Grajagan-Land. Grajagan merupakan teluk yang
memiliki ombak yang besar di sekitar sini.
Pantai ini terkenal di kalangan para peselancar dunia karena memiliki ombak terbaik di dunia untuk aktivitas surfing alias selancar. Ciri ombaknya menggulung sempurna seperti tabung, besar, tinggi. Pantai Plengkung atau G-land merupakan pantai yang masih alami. Hingga saat ini telah 4 kali dijadikan lokasi event tingkat
internasional. Saat ini terdapat 3 (tiga) pengusaha
pariwisata alam yang menyediakan paket wisata surfing yang
dilengkapi dengan fasilitas akomodasi.
Untuk sampai ke lokasi Plengkung dari Resort Pancur jaraknya 9 km atau 40
menit. Jalanan tidak selalu mulus bahkan sering berbatu-batu.
B. Obyek Wisata Spiritual Alas Purwo
1. Wisata Gua
Kawasan Taman Nasional Alas Purwo paling tidak memiliki 44 gua. Gua terkenal diantaranya Goa Istana, Gua Mayangkara, Gua
Padepokan, Goa Basori dan Goa Jepang. Semuanya merupakan tempat tinggal kelelawar, ular dan serangga. Ada pula Gua peninggalan Bangsa
Jepang yang pernah dimanfaatkan oleh Bangsa Jepang pada zaman penjajahan
yaitu “Goa Jepang”. Ada peralatan-peralatan perang seperti meriam.
Gua Istana
Gua Istana lokasinya 2
kilometer dari Pos Resor Pancur. Akses sampai ke sini dengan berjalan kaki melewati hutan bambu. Di lingkungan Gua Istana kita masih harus mendaki
anak tangga yang jumlahnya puluhan. Di sinilah para pertapa biasa bersemedi. Gua Istana banyak dikunjungi pada bulan Suro (Muharram).
![]() |
gua istana taman nasional alas purwo (foto: andi n cahyana, asliindonesia.net) |
Kenapa dinamai Gua Istana? Konon para petinggi negara ini di zaman dulu bersemadi di sini. Termasuk Presiden Sukarno pernah ke sini.
Di dalam gua yang lembab ini masih banyak kelelawar. Maka kalau datang ke sini, di samping bau dupa, kita juga sering mencium bau kotoran kelelawar. Oh ya, kalau mau berkunjung, jangan lupa bawa senter karena peetengahan gua tanpa cahaya. Bila senter kita arahkan ke langit-langit gua, kita akan lihat banyak kelelawar bergelantungan.Di gua ini ada mata air yang namanya Sendang Srengenge yang konon bisa bikin awet muda. Boleh kamu coba.
2. Pura Giri Seloka
Lokasi Pura Giri Seloka berada di jalan masuk ke Triangulasi.
Pura ini merupakan salah satu pura peninggalan sejarah yang sampai
sekarang rutin dipakai oleh umat Hindu untuk
upacara Pager Wesi yang diadakan setiap 210 hari sekali. Acara sakral
tersebut yaitu upacara penyelamatan ilmu pengetahuan penolak ancaman
raksasa bagi umat manusia yang diturunkan oleh para dewa. Dalam upacara
tersebut ada yang disebut Prosesi Palemahan yaitu membuang sesaji ke
tanah agar dimakan oleh Raksasa Betarakala. Pawongan yaitu upacara umat
Hindu tanda syukur kepada Sang Dewa yang telah memberikan ilmu
pengetahuan.
![]() |
Pura Giri Seloka (foto: dok. Taman Nasional Alas Purwo) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar